• Skip to main content

GBI Miracle Service Sydney

Gereja Bethel Indonesia di Sydney Australia

  • About Us
    • Our Senior Pastors
    • Vision & Mission
    • Statement of Faith
    • Meet Our Team
    • Service Times
    • Our Ministries
    • Seeds
  • Gallery
    • Photos
    • Youtube Channel GBI Miracle Service Sydney
  • Article
    • Renungan
    • GEMA
    • Song Lyrics
  • Submit Your Link
  • Contact Us
You are here: Home / Archives for Renungan

Renungan

January 24, 2017 Leave a Comment

TERJEBAK ARUS

Bacaan: 1 Timotius 1

NATS: Beberapa orang telah menyimpang dari iman (1 Timotius 6:10)

Pada awal abad yang lalu, sebuah kapal terdampar di Kepulauan Scilly, di dekat pantai daratan Inggris. Sebetulnya saat itu laut tenang dan cuacanya pun cerah, tetapi kapal tersebut terjebak arus yang berbahaya sehingga tanpa terasa arahnya telah menyimpang. Sebelum kapten dan para awak kapalnya menyadari apa yang terjadi, kapal itu sudah menabrak karang laut dan karam. 

Dalam kehidupan ini, ada banyak arus kuat yang juga dapat menjebak kita dan membawa kita kepada kehancuran. Sayangnya, saat kita “hanyut” secara rohani biasanya kita tidak segera sadar. Apalagi hal ini sering kali terjadi secara begitu perlahan. Kita baru mengetahuinya ketika kita sudah tidak berkuasa lagi menolak kejahatan dan sama sekali kehilangan hasrat akan kebenaran.

Rasul Paulus ingin memastikan bahwa hal seperti ini tidak akan menimpa jemaat yang digembalakan oleh Timotius. Ia mendorong Timotius untuk tetap setia dalam mengajarkan segala sesuatu yang perlu diketahui jemaat. Dengan demikian mereka tidak akan menyimpang dari pengiringan mereka kepada Kristus dan iman mereka tidak akan “karam.”

Pada masa sekarang ini, ketika orang beriman mulai tergoda dengan kejahatan, semakin banyak orang yang secara perlahan jiwanya hanyut menjauh dari kebenaran Allah, doa, dan kehidupan yang beriman.

Kita harus benar-benar merenungkan apa yang kita ketahui tentang Kristus sehingga kita tidak akan “terjebak arus dan karam” -HWR
KOMPAS FIRMAN ALLAH AKAN MENJAGA ANDA
DARI KARAM KAPAL ROHANI

Filed Under: Renungan

January 24, 2017 Leave a Comment

HANYA SEORANG UTUSAN

Bacaan: Lukas 3:1-18

NATS: Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang (Lukas 3:16)

Dave Thomas, pendiri rumah makan Wendy’s, pernah muncul dalam lebih dari 800 iklan televisi. Di situ ia memaparkan humor sederhana dan hamburger khasnya kepada pemirsa di seluruh dunia. Para penonton telah memandangnya sebagai orang yang bersahabat, lucu, bisa dipercaya, dan penuh perhatian. Namun meski tenar, Thomas selalu mengatakan bahwa ia hanyalah seorang “utusan, bukan pesan itu sendiri.”

Ini pula yang harus kita ingat saat mewartakan Kristus kepada teman dan keluarga. Kita memang harus berusaha hidup konsisten dengan apa yang kita katakan, tetapi tujuan kita ialah memberi kesaksian tentang Yesus kepada sesama, bukan tentang diri kita sendiri. Rasul Paulus berkata: “Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus” (2 Korintus 4:5).

Yohanes Pembaptis sadar bahwa ia berperan sebagai utusan bagi Kristus. Ketika orang banyak berkumpul untuk mendengarkan Yohanes berkhotbah, dan untuk dibaptis sebagai tanda pertobatan mereka, banyak orang bertanya-tanya apakah ia adalah Mesias yang dijanjikan. Namun Yohanes berkata kepada mereka, “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak” (Lukas 3:16).

Melalui perkataan dan perbuatan, kita dapat memberi kesaksian bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat dan Tuhan. Ingatlah bahwa kita adalah utusan-Nya, dan Dia adalah pesan itu sendiri –David McCasland

KITA DAPAT MENJADI SAKSI YANG BAIK BAGI KRISTUS
SAAT KITA TIDAK BANYAK BERBICARA TENTANG DIRI SENDIRI

Filed Under: Renungan

January 24, 2017 Leave a Comment

KRITIK

Bacaan: Amsal 15:1-12

NATS: Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak (Amsal 12:15)

Ketika saya masih remaja, sebuah keluarga baru masuk menjadi anggota jemaat kami. Sang istri pendiam, tetapi suaminya bersuara keras, suka mengkritik, dan suka memaksa. Saya berdiri dekatnya pada suatu hari Minggu pagi. Saat itu ia menegur pendeta dan dengan kata-kata tajam menyerang sesuatu yang telah dikhotbahkan sang pendeta. Pria itu berkata dengan lantang, dan nada bicaranya tidak menunjukkan penghargaan.

Namun, pendeta tidak menunjukkan sikap yang saya harapkan. Ia malah berbicara dengan lembut, berterima kasih kepada si pengkritik atas pandangannya, dan berjanji untuk memikirkan hal itu.

Kemudian saya bertanya kepada pendeta saya, mengapa ia tidak membalas kritikan itu. Lalu ia memberi nasihat berharga yang terus saya ikuti sampai sekarang. Ia berkata, “Setiap kritik dapat berguna. Mungkin Allah ada di dalamnya, dan saya perlu mendengar apa yang Dia katakan. Mungkin saja pengkritik itu benar.”

Ketika seseorang mengkritik Anda, berikut ada beberapa prinsip Alkitab yang bisa Anda ikuti: Pertama, jangan menanggapinya dengan amarah (Amsal 15:1). Itu hanya akan menambah ketegangan di antara Anda. Kedua, sadari bahwa Anda sedang dihadapkan pada suatu kesempatan emas untuk meneladani sikap Kristus yang penuh kasih, tidak mementingkan diri sendiri, rendah hati, dan peduli terhadap sesama (Filipi 2:1-4). Ketiga, pengkritik itu mungkin benar; Anda mungkin perlu berubah. Orang yang bijak akan menerima masukan dengan baik (Amsal 9:8,9). Perlakukan seorang pengkritik seperti teman, dan Anda berdua akan menang –David Egner

KRITIK AKAN MENJADI GURU YANG BAIK
JIKA KITA BERSEDIA BELAJAR DARINYA

Filed Under: Renungan

  • Facebook
  • Instagram
  • Youtube

Copyright © 2023 gbimssydney.org · Disclaimer · Terms of Use · Privacy Policy

Powered by BlastYourSite.com.au